
Komunitas Parkour (Foto - buddytv)
Melompat, meloncat, melesat, menembus waktu mengolah tubuh
JAKARTA, Jaringnews.com - Semua seni lahir dari pergulatan manusia dengan alam. kebanyakan orang mengidentikan, Parkour adalah olahraga keras dan ekstrim. Namun parkour sama sekali bukan aktivitas ekstrim, lebih ke latihan fisik, mirip latihan di militer. Bemula di Perancis, mengalir ke Jepang, tumbuh dan mekar pula di Indonesia.
Parkour atau l'art du déplacement (seni gerak) adalah aktivitas yang bertujuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat dan efisien, menggunakan prinsip kemampuan badan manusia.
Diciptakankan oleh David Belle di Perancis, "Parkour" bertujuan untuk melatih efisiensi gerakan untuk membentuk badan dan pikiran seseorang untuk dapat menghadapi rintangan-rintangan dalam kondisi bahaya.
Keahlian Parkour David Belle dapat disaksikan dalam film Prancis Banlieue 13 dan sekuelnya Banlieue 13 Ultimatum. Di film itu Belle berperan sebagai karakter sentral Leito. Dalam Prince Of Perisia: The Sand Of Time, aktor yang tidak pernah menyelesaikan pendidikan formalnya ini bertindak sebagai stunt parkour coordinator. Kehadiran Belle sebagai stunt coordinator mendapat sambutan sangat baik dari para kru, bahkan aktor Jake Gyllenhaal merasa terhormat dapat berlatih langsung dari 'pencipta' Parkour.
Selain Belle, kita juga bisa saksikan gerakan parkour yang dimainkan Jackie Chan dalam berbagai film. Intinya Parkour adalah berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu cepat dan tepat serta indah, mengandalakan kelincahan fisik serta kekuatan mental.
Parkour berasal dari kata parcours du combatant yang berarti pelatihan halang rintang untuk sesi militer. Kata Parcours “c” diganti menjadi “k” dan “s”nya dipakai untuk menjelaskan filosofi Parkour itu sendiri. “Parkour’s philosophy about efficiency”.
Sedangkan istilah Traceur adalah sebuah sebutan untuk para praktisi Parkour. Seseorang bisa dikatakan traceur jika orang tersebut sudah memahami arti, basic, dan filosofi dari Parkour itu sendiri. Traceur berasal dari kata “tracer” yang berarti cepat, mempercepat (to trace/ to go fast).
Bertujuan mampu menghadapi semua rintangan baik itu di lingkungan alam maupun di lingkungan perkotaan, dengan menggunakan beberapa gerakan yang istimewa dan indah dengan cara mengkombinasikan beberapa gerakan yang mengalir dan control yang penuh. Bermula dari Perancis, kemudian menyebar ke Jepang, kini sampai di Indonesia.
Komunitas Parkour Indonesia
Mulai 2004 parkour mulai disenangi kaum muda di sejumlah wilayah di Indonesia. Saat ini, menurut catatan komunitas parkour Indonesia, setidaknya terdapat 41 kota yang memiliki komunitas parkour. Diantaranya Jakarta, Bandung, Semarang, Palembang, Padang, Kendari, Kediri, Bandar Lampung, Makassar dan lain-lain.
Setiap komunitas berinteraksi dengan komunitas lainnya melalui forum-forum di internet. Mereka saling berbagi informasi dan bahkan saling membantu jika ada anggota komunitas yang sedang sakit. umumnya anggota Komunitas Parkour adalah remaja usia-14-19 tahun. Bercirikan sepatu kats, celana pendek selutut longgar dan gerak tubuh yang seimbang bila berjalan.
Di Bandung, jumlah penggemarnya mencapai ratusan orang. Setiap latihan diikuti oleh puluhan bahkan ratusan orang. Tempat latihan tersebar dibeberapa tempat diantaranya kampus ITB dan Universitas Parahyangan.
Beda kota beda pula model latihan yang diterapkan. Kalau di Jakarta mereka biasa berlatih di gedung-gedung dan perkantoran. Di kota Malang menggunakan alam seperti pohon-pohon, bukit dan batu-batu sebagai halang rintangnya.
Tidak seperti komunitas lainnya, komunitas Parkour tidak mengenal persaingan antar komunitas. Karena memang tidak ada kompetisi. Hanya fokus pada olah tubuh, fikiran dan fisik untuk keluar dari rintangan secepat dan seefisien mungkin.
Tidak ada gaya yang spesifik dari masing-masing komunitas parkour di Indonesia. Yang ada hanyalah adaptasi para pegiat parkour terhadap lingkungannya masing-masing. Tapi untuk pegiat parkour mancanegara, mereka punya gaya yang berbeda-beda.
Di Prancis, para pegiat parkour lebih suka melakukan lompatan dari bangunan yang satu ke bangunan lainnya. Sementara di Jepang, para pegiat parkour lebih suka dengan gaya memanjat. mungkin orang Jepang punya dasar ninja.
Namun yang jelas, teknik-teknik latihan parkour semuanya sama. Mereka semuanya mengadopsi dari gerakan kucing. Itu sebabnya di kalangan parkour dikenal istilah "Kucing adalah guru kita". Sebab gerakan tangan maupun kaki dalam meloncat serta berpindah-pindah mengikuti gerakan yang dilakukan kucing. Tak heran untuk latihan dasarnya para pegiat parkour harus melakukan cat walking alias jalan ala kucing hingga ratusan meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar